spot_img

7 Tipe Kepemimpinan: Ketahui Faktor, serta Pro dan Kontranya!

Lingkungan kerja bisa berjalan secara baik dengan adanya tipe kepemimpinan yang tepat. Semua orang mungkin bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak semua pemimpin memiliki skill leadership yang mumpuni. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor gaya kepemimpinan yang digunakan.

Setiap perusahaan memang memiliki gaya kepemimpinannya tersendiri, tetapi untuk bisa meningkatkan performa operasional di perusahaan, Anda perlu tahu mana tipe kepemimpinan yang cocok. Oleh karena itu simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Tipe Kepemimpinan?

Tipe kepemimpinan ialah pola, cara, dan kemampuan tertentu yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan bersikap untuk mengarahkan, mempengaruhi, mendorong maupun mengendalikan orang lain yang menjadi bawahannya.

Dengan demikian, mereka dapat melakukan pekerjaan sehingga dapat tercapainya suatu tujuan. Tipe kepemimpinan sendiri dapat mempengaruhi efektivitas kelompok dalam mencapai tujuan dan tingkat kepuasan kelompok kerja.

Itulah kenapa seorang pemimpin harus memiliki leadership skill yang mumpuni dan memiliki pengalaman baik dalam organisasi kerja. Jadi, memiliki keterampilan manajemen dasar saja, tidaklah cukup.

Mereka harus bisa mempromosikan budaya kuat dalam perusahaannya agar bisa mencapai goals atau keberhasilan perusahaan.

Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang dapat bekerja sama dengan orang lain (bawahan), terbuka dengan masukan/saran, serta bisa mengarahkan timnya untuk sama-sama berkembang mencapai kemajuan visi/misi perusahaan.

Franklyn (1951) dalam Onong Effendy (1993: 200) menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga jenis gaya utama dalam kepemimpinan, yakni:

  • Kepemimpinan otokratis (autocratic/authoritarian leadership),
  • Kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership),
  • Kepemimpinan yang bebas (free-rein / laissez faire leadership).

Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

Setidaknya berikut inilah hal-hal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan dalam perusahaan:

Lingkungan Kerja

Setiap perusahaan memiliki nilai budaya yang dijunjung tinggi. Bukan hanya budaya, melainkan juga kebijakan, struktur, dan prosedur dalam lingkungan organisasi/perusahaan pun dapat mempengaruhi perilaku pemimpin dalam bertindak.

Contohnya, lingkungan kerja yang menganut sistem hierarki, hal ini dapat mempengaruhi gaya komunikasi dan interaksi antar anggota dengan pemimpinnya.

Kondisi/situasi

Situasi lingkungan lingkungan kerja dapat mempengaruhi perilaku/gaya kepemimpinan. Contoh organisasi yang mengalami stuck dan tidak berkembang dibutuhkan kepemimpinan transformasional untuk mendorongnya. Contoh lain organisasi yang sedang mengalami kekacauan dibutuhkan gaya kepemimpinan yang karismatik.

Anggota Tim

Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh tiap-tiap anggota tim dapat menjadi faktor untuk memilih mana gaya kepemimpinan yang efektif untuk digunakan.

Pemimpin yang paham dengan kekuatan dan kelemahan setiap anggotanya dapat lebih diandalkan dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara bijaksana, sehingga dapat memastikan tim berfungsi secara optimal.

Selain itu, pemimpin yang memahami motivasi kerja anggota timnya dapat menentukan tipe kepemimpinan yang sesuai karakteristik dalam tim, sehingga mereka bisa memberikan dukungan, apresiasi, dan tantangan yang tepat untuk mempertahankan tingkat motivasi dan kepuasan kerja yang baik dalam tim.

Sisi Psikolog Pemimpin

Karakteristik yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin dapat mempengaruhi gaya kepemimpinannya. Misalnya, kepercayaan diri, kharisma, integritas, hingga rasa empati.

Karakteristik dan psikolog pribadi juga dapat didasari oleh seberapa baik pengetahuan, pengalaman, prinsip dan nilai yang dimiliki dalam dunia kerja. Oleh karena itu, penting seorang pemimpin memiliki pengetahuan dan keterampilan Leadership dalam suatu industri.

Contoh, seorang pemimpin yang memiliki rasa percaya diri dalam memimpin, mereka bisa bersikap lebih berani dan lugas dalam memimpin.

Tuntutan Eksternal

Mengingat perubahan kondisi pasar dan persaingan bisnis bisa berdampak pada organisasi, maka seorang pemimpin harus bisa mengidentifikasi perubahan tersebut secara cepat untuk mengambil tindakan yang sesuai.

Perlu diingat, responsivitas dan kesadaran terhadap tuntutan eksternal adalah salah satu kunci untuk menjaga perusahaan atau lingkungan kerja bisa kompetitif dan tetap relevan dengan arus perubahan di pasar.

Tipe-tipe Kepemimpinan

Berikut ini beberapa gaya kepemimpinan yang digunakan dalam industrial yang bisa Anda gunakannya:

Kepemimpinan Otokratis

Kata otokratis berasal dari kata Otokrasi (bahasa Yunani) yang tersusun dari dua kata, Autos dan Kratos. Kata Autos memiliki arti sendiri atau diri pribadi, dan Kratos memiliki arti sebagai kekuasaan atau kekuatan. Jadi, Otokratis diartikan sebagai berkuasa sendiri secara mutlak.

Sederhananya, gaya kepemimpinan otokratis adalah jenis kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang berperilaku otoriter.

Otoriter atau istilahnya Authoritarian ialah gaya pemimpin di mana kebijakan dan keputusan yang diambilnya berasalkan dari dirinya sendiri tanpa melibatkan tangan orang lain.

Jadi, segala pembagian tugas tanggung jawabnya dipegang penuh oleh pemimpin yang otoriter, sementara bawahannya hanya akan melaksanakan tugas yang diberikan.

Hal inilah membuat gaya kepemimpinan otokratis dinilai negatif, apalagi jika diterapkan secara berlebihan.

Gaya otokratis cenderung efektif jika dimanfaatkan dalam proyek konstruksi atau manufaktur. Sebab, mereka (pemimpin) akan memastikan proyek tersebut selesai dengan tepat waktu dan pekerja dapat mengikuti peraturan K3 dengan baik.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari gaya kepemimpinan ini antaranya:

  • Mengambil keputusan secara cepat
  • Pengawasan dilakukan secara mudah
  • mencapai tujuan dengan mudah
  • Menghindari konflik yang tidak berkepentingan
  • Anggota tim tidak dapat berinovasi, minim daya kreativitas
  • Anggota tim tidak dapat menyampaikan pendapat dan tidak memiliki posisi untuk memberikan opsi dalam mengambil keputusan
  • Pemimpin yang terlalu berkuasa, sehingga bisa menimbulkan abuse of power

Kepemimpinan Demokratis

Kebalikan dari kepemimpinan otoriter, demokratis adalah gaya kepemimpinan yang ikut berbaur dengan para anggota tim kerjanya.

Hubungan yang tercipta dalam kepemimpinan ini tidak sekaku otokratis, lebih santai, bahkan hubungannya seperti saudara sendiri.

Pemimpin yang menggunakan tipe ini cenderung memperhatikan kebutuhan anggota dan selalu mempertimbangkan kesanggupan anggota dalam mengerjakan suatu proyek.

Singkatnya, pemimpin yang menggunakan tipe demokratis akan melibatkan anggota timnya di setiap keputusan yang diambil, sehingga tiap-tiap individu memiliki hak dan bobot yang setara dalam berpendapat untuk bisa mencapai tujuan bersama.

Pemimpin akan dengan senang hati akan menerima saran, pendapat, bahkan kritik dan selalu menjadikan bawahannya dapat mengembangkan kapasitas diri sebagai pemimpin.

Meski demikian, gaya kepemimpinan demokratis ini tidak cocok digunakan pada waktu tertentu, terutama saat menghadapi kondisi krisis yang harus memutuskan untuk mengambil keputusan secara cepat.

Adapun kelebihan dan kekurangannya ialah:

  • Hubungan yang lebih harmonis
  • keputusan dan kebijakan yang diambil dengan diskusi, sehingga bawahan (anggota tim) merasa lebih dihargai dan dibutuhkan kontribusinya
  • Mengembangkan dan meningkatkan daya kreativitas bawahan
  • meningkatkan percaya diri dan nyaman, sehingga mereka dapat mengusahakan kontribusinya dengan sebaik mungkin dalam menyelesaikan tugas
  • Pengambilan keputusan memakan waktu yang lama
  • sulitnya mencapai mufakat terutama pendapat setiap orang berbeda-beda
  • apabila anggota memiliki ego yang tinggi dan keputusan diambil secara tidak sesuai dapat memicu konflik

Kepemimpinan Laissez Faire

Laissez Faire didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang bebas atau masa bodo. Mereka akan bersikap pasif dan seringkali menghindari diri dari tanggung jawabnya.

Kebalikan dari Otokratis, mereka akan lebih mengandalkan dan mempercayai karyawan, sehingga pemimpin tersebut hanya memiliki sedikit masukan dalam proses ambil keputusan.

Sebab, mereka memiliki keyakinan bebas untuk memberikan kebebasan seluasnya kepada bawahan dan beranggapan semua usahanya akan berhasil dengan cepat.

Laissez Faire dinilai sebagai gaya kepemimpinan yang tidak memiliki struktur hierarki, dengan kata lain semua struktur organisasinya dibuat secara setara dan datar antar satu posisi dengan yang lain.

Inilah kenapa tipe kepemimpinan ini seringkali membuat anggotanya kebingungan mengenai siapa yang akan mengambil keputusan akhir.

Jadi, kepemimpinan ini lebih cocok digunakan pada situasi dan anggota tim yang memang memerlukan fleksibilitas dan otonomi yang lebih tinggi. Tepatnya, cocok digunakan pada situasi di mana anggota tim memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan kepercayaan diri yang tinggi dalam bekerja.

Adapun kelebihan dan kekurangannya ialah sebagai berikut:

  • Adanya akselerasi inovasi dalam lingkungan kerja
  • Terdapat perluasan otonomi
  • Tidak adanya pajak dalam perusahaan, tetapi:
  • Terjadinya peningkatan ketimpangan pendapatan
  • Terabaikannya kepentingan umum atau bersama

Kepemimpinan Kharismatik

Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini memiliki daya tarik dan energi yang luar biasa dalam mempengaruhi orang lain (bawahan), sehingga tidak heran jika pengikutnya berjumlah besar.

Pemimpin yang berkharismatik dapat dilihat dari cara mereka bertindak, bicara, atau bahkan dari cara berjalannya.

Adapun kelebihan dan kekurangannya ialah:

  • Komunikasi visi dan misi yang jelas
  • membangkitkan semangat bawahan dalam bekerja
  • berpotensi mendapatkan pengikut yang besar
  • menyadari kelebihannya secara baik, sehingga dapat memanfaatkannya dengan maksimal, tetapi:
  • Kepemimpinan kharismatik seringkali mengambil keputusan yang berisiko
  • Cenderung memiliki khayalan apa yang dilakukannya benar
  • ketergantungan yang tinggi, sehingga regenerasi untuk
  • pemimpin yang berkompeten sulit

Kepemimpinan Paternalistik

Gaya kepemimpinan ini memiliki sifat yang kebapaan, mereka memiliki anggapan bahwa bawahannya tidak bisa mandiri dan membutuhkan dorongan dalam melakukan sesuatu.

Tipe kepemimpinan ini akan selalu melindungi bawahannya, akan tetapi mereka memiliki sifat yang maha tahu sehingga jarang sekali memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan.

Dengan ini, berikut kelebihan dan kekurangannya:

  • Memiliki sikap yang tepat dalam mengambil keputusan
  • Bawahan merasa aman karena mendapat perlindungan
  • Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak
  • Keputusan yang diambil tidak didasarkan pada musyawarah
  • Daya imajinasi dan kreativitas pengikut yang cukup rendah

Kepemimpinan Transformasional

O’Leary (2001) menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan oleh manajer jika ingin kelompoknya memperluas batas dan kinerja yang dimiliki melebihi status quo atau mencapai serangkaian sasaran tim yang sepenuhnya baru.

Jenis kepemimpinan ini dikenal juga sebagai seorang pemimpin yang dapat bekerja dengan/atau melalui orang lain untuk bisa mentransformasikan sumberdaya dalam tim secara optimal agar bisa mencapai tujuan yang bermakna.

Dengan kata lain, kepemimpinan transformasional mampu menggiring SDM ke arah pertumbuhannya sensitivitas pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangan visi secara bersama, pendistribusian wewenang, dan membangun kultur organisasi.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari gaya kepemimpinan ini antaranya:

  • Meningkatkan motivasi
  • Menjaga integritas tempat kerja
  • Mendefinisikan visi dan tujuan yang jelas
  • Mendorong pengembangan profesional
  • Meningkatkan loyalitas dan mengurangi turnover
  • Mendorong semangat kerja
  • Memudahkan transisi
  • Meningkatkan komunikasi
  • Memprioritaskan tujuan jangka panjang dibandingkan tujuan jangka pendek
  • Meningkatkan potensi kelelahan
  • Membutuhkan komunikasi yang terus menerus
  • Memperlambat pengambilan keputusan

Kepemimpinan Gaya Transaksional

Yuki (2010) menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan transaksional ialah kepemimpinan yang melakukan transaksi untuk mendorong dan memotivasi bawahan dalam melakukan tanggung jawabnya.

Para pemimpin transaksional cenderung mengandalkan sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya.

Dengan kata lain, kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin yang fokus dalam memberikan perhatiannya terhadap transaksi interpersonal antara pemimpin dan anggota yang melibatkan hubungan pertukaran.

Pertukaran ini berdasarkan atas kesepakatan terkait klarifikasi sasaran, standar kerja, penugasan, serta penghargaan. Waktu tepat menggunakan tipe kepemimpinan ini adalah di saat kondisi krisis dan darurat.

Adapun kelebihan dan kekurangannya ialah:

  • Adanya imbalan untuk orang-orang yang memiliki kinerja efektif
  • Struktur yang jelas untuk tim besar
  • Memberikan alur kerja yang jelas untuk sistem yang membutuhkan tugas berulang serta dapat diulang tanpa batas
  • Tujuan jangka pendek lebih cepat tercapai
  • Adanya ketentuan Insentif dan penalti yang didefinisikan secara jelas
  • Mudah dipelajari dan tidak memerlukan pelatihan ekstensif, akan tetapi:
  • Fokus pada tujuan yang pendek
  • Membatasi bawahan untuk berinovasi dan kreativitas
  • Sistem penghargaan yang tidak efektif
  • Konflik kekacauan di antara bawahan
  • ketergantungan pada pemimpin yang berlebihan
  • Memicu kesalahan yang mahal

Lantas, Bagaimana Ciri-Ciri Kepemimpinan yang Efektif?

Terlepas dari tipe-tipe yang saya sebutkan diatas, kepemimpinan yang efektif tentunya dapat mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan bersama.

Setidaknya, berikut ini karakteristik ideal menurut saya yang seharusnya dimiliki oleh atasan perusahaan:

  • Memiliki sikap yang tegas
  • Memiliki nilai etik dan integritas yang baik
  • Mampu mempengaruhi orang lain, sehingga bawahan dapat menaati perintah
  • Dapat mendorong mengambil inovasi dan risiko
  • Dapat menyelaraskan kenyataan yang sulit dengan optimisme
  • Memiliki transparansi dengan batasan, dan:
  • Mampu menerapkan nilai (value) dan visi perusahaan

Demikian itulah penjelasan terkait tipe kepemimpinan dan faktornya. Dengan ini diharapkan, Anda bisa mengimplementasikan tipe, pola, atau perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja.

Referensi:

https://www.kompas.com/skola/read/2023/12/14/010000869/5-faktor-yang-memengaruhi-gaya-kepemimpinan

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-balinusra/baca-artikel/15571/ANALISA-GAYA-KEPEMIMPINAN-OTOKRATIS-DEMOKRATIS-DAN-LAISSEZ-FAIRE-DALAM-BIROKRASI-PEMERINTAHAN.html

http://repository.radenintan.ac.id/1099/3/7._bab_II_.pdf

Ikuti Kami Di X dan Facebook!

Tagar Artikel

Baca Lagi

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

Terbaru

Advertisementspot_img

Pilihan Editor

Advertisementspot_img

Sorotan