spot_img

Apa Itu Perilaku Biaya (Cost Behavior): Pengertian, Jenis Dan Pentingnya

AKUNTANSI – Beberapa biaya dapat diubah karena aktivitas produksi, dan ada juga jenis biaya yang baru akan berubah hingga tingkat produksi tertentu. Namun adapula, jenis biaya yang tidak berubah sama sekali. Karakteristik biaya seperti itu disebut perilaku biaya.

Di sisi lain, perilaku biaya mengacu pada cara berbagai jenis biaya produksi yang berubah ketika ada perubahan dalam tingkat produksi.

Perilaku biaya mengacu pada hubungan antara biaya total dan tingkat aktivitas produksi. Berdasarkan perilaku, biaya dikategorikan sebagai biaya tetap, biaya variabel dan biaya campuran.

Biaya tetap bersifat konstan terlepas dari tingkat aktivitas produksi, sedangkan biaya variabel berubah secara proporsional dengan output dan biaya campuran adalah kombinasi keduanya.

Pengertian Perilaku Biaya Adalah

Perilaku Biaya atau cost behavior adalah perubahan perilaku biaya karena perubahan aktivitas bisnis. Studi tentang perubahan ini adalah analisis perilaku biaya. Misalnya, biaya listrik akan naik jika perusahaan memperpanjang jam kerja.

Namun, tidak semua biaya mengalami perubahan meskipun aktivitas bisnis sedang tinggi. Biaya ini tetap stagnan meskipun ada perubahan dalam aktivitas bisnis. Misalnya, perusahaan perlu membayar sewa gedung atau pabrik, terlepas apakah perusahaan beroperasi atau tidak.

Beberapa biaya tidak berubah secara proporsional dengan perubahan dalam operasi bisnis. Sebuah perusahaan biasanya menggunakan fungsi biaya matematika untuk mempelajari perilaku biaya.

Sebelum menganalisis perilaku biaya, seorang manajer perlu memahami aktivitas bisnis penting yang dapat memengaruhi biaya. Biasanya, seorang manajer dapat menentukan tingkat aktivitas dalam satuan rupiah, unit; mil didorong, dan banyak lagi. Selain itu, manajer harus mencoba menentukan korelasi antara tingkat aktivitas dan biaya.

Pentingnya Perilaku Biaya

Poin-poin berikut menyoroti pentingnya perilaku biaya:

  • Seorang manajer perlu memahami perilaku biaya saat membuat anggaran tahunan. Mengetahui hal ini memungkinkan manajer untuk menentukan terlebih dahulu apakah ada biaya yang akan turun atau naik seiring dengan perubahan aktivitas bisnis. Misalnya, jika sebuah perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi penuh, maka untuk memenuhi lebih banyak permintaan, perusahaan harus berinvestasi lebih banyak di lini produksi.
  • Memahami perilaku biaya juga penting untuk analisis biaya-volume-laba (Cost-Volume-Profit). Analisis biaya-volume-laba (CVP) mempelajari dampak perubahan biaya dan volume terhadap laba.
  • Prilaku biaya dapat membantu manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan biaya.

Elemen Perilaku Biaya

Ada 3 jenis utama biaya atau elemen perilaku biaya yaitu;

  1. Biaya Tetap.
  2. Biaya Variabel.
  3. Biaya Campuran.

Jenis Biaya berdasarkan Perilaku

Terutama, ada tiga jenis biaya berdasarkan perilaku:

Biaya Variabel

Biaya tersebut bervariasi secara langsung (atau dalam proporsi langsung) dengan perubahan aktivitas bisnis. Dalam proporsi langsung berarti jika tingkat aktivitas berubah 10%, maka biaya variabel juga harus berubah sebesar 10%. Ini berlaku baik untuk kenaikan dan penurunan biaya variabel.

Misalnya, produsen ponsel. Semakin banyak jumlah ponsel yang diproduksi oleh produsen, semakin banyak biaya yang dikeluarkan.

Pengamatan yang menarik adalah bahwa biaya variabel per unit tetap konstan meskipun terjadi perubahan tingkat aktivitas bisnis. Misalnya, total biaya variabel Perusahaan ABCD selama tiga kuartal berturut-turut adalah Rp 5.000.000.000, Rp 20.000.000.000, dan Rp 15.000.000.000. Perusahaan ABCD memproduksi masing-masing 5.000, 20.000, dan 15.000 unit. Biaya variabel per unit dalam ketiga kasus akan menjadi Rp 1.000.000.

Biaya Tetap

Biaya ini tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas bisnis. Misalnya, bisnis masih perlu membayar sewa meskipun tidak menghasilkan penjualan. Depresiasi adalah contoh lain dari biaya tetap.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa biaya tetap per unit dapat meningkat atau menurun seiring dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis. Misalnya, anggaplah biaya tetap untuk bisnis adalah Rp 15.000.000.000, tetapi unit yang diproduksi untuk tiga kuartal berturut-turut adalah 3000, 5000, dan 1000. Biaya tetap per unit dalam tiga kasus adalah Rp 5.000.000, Rp 3.000.000, dan Rp 15.000.000, masing-masing.

Biaya Campuran atau Semi-variabel

Biaya tersebut adalah campuran dari biaya tetap dan biaya variabel, dan dengan demikian, mengandung unsur-unsur keduanya.

Misalnya, tagihan internet termasuk biaya bulanan tetap ditambah biaya variabel berdasarkan penggunaan. Umumnya, biaya ini tidak terlalu berguna bagi perusahaan dalam bentuk aslinya. Jadi, akuntan biasanya membaginya berdasarkan komponen tetap dan variabelnya. Untuk melakukannya, mereka menggunakan teknik analisis perilaku biaya, seperti Diagram Sebar, Analisis Regresi, Metode Tinggi-Rendah, dan banyak lagi.

Fungsi Biaya

Seperti dikatakan di paragraf pertama, perusahaan menggunakan fungsi biaya matematis untuk mempelajari perilaku biaya, biasanya harga Campuran. Fungsi biaya sering dalam bentuk persamaan matematika, seperti y = MX + b. Seseorang juga dapat memplotnya pada grafik. Dalam persamaan, b adalah biaya tetap, x adalah jumlah unit, dan m adalah biaya variabel atau kemiringan.

Untuk secara efektif atau menyederhanakan penggunaan fungsi biaya, kita perlu mempertimbangkan asumsi berikut:

  • Setiap perubahan pemicu biaya menjelaskan perbedaan biaya.
  • Seseorang dapat meringkas perilaku biaya ke dalam fungsi biaya linier yang memiliki rentang yang relevan. Rentang di sini berarti bidang di mana hubungan antara biaya dan tingkat aktivitas berlaku.

Seseorang dapat menggunakan teknik kuantitatif untuk mendefinisikan fungsi biaya, dan pada gilirannya, menganalisis perilaku biaya.

Teknik paling sederhana adalah metode tinggi-rendah, yang mempertimbangkan nilai tertinggi dan terendah dari pemicu biaya dan total biaya yang dikontribusikan oleh pemicu biaya tersebut.

Misalnya, Perusahaan ABCD mengeluarkan biaya overhead berikut dalam lima bulan pertama – Rp 10.000.000, Rp 15.000.000, Rp 8.000.000, Rp 12.000.000, dan Rp 9.000.000. Jam kerja selama bulan-bulan ini masing-masing adalah 800, 1000, 600, 900, dan 700.

Nilai tertinggi dan terendah untuk biaya overhead sebesar Rp 15.000.000 dan Rp 8.000.000 sedangkan untuk jam kerja masing-masing 1000 dan 600. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah adalah Rp 7.000.000 (Rp 15.000.000 Dikurang Rp 8.000.000) dan 400 (1000 Dikurang 600).

Menghitung kemiringan atau biaya variabel = Rp 7.000.000/400 = 17,5. Ini berarti bahwa untuk jam kerja tambahan, biaya overhead naik sebesar Rp 17.500.

Atau, kita dapat menggunakan analisis regresi (atau metode kuadrat terkecil) untuk analisis perilaku biaya. Berbeda dengan metode tinggi-rendah, metode regresi menggunakan semua nilai dan bukan hanya nilai tertinggi dan terendah. Kita dapat menggunakan fungsi regresi di MS Excel untuk ini.

Kesimpulan saya

Perilaku biaya merupakan konsep penting dalam akuntansi. Penggunaan konsep yang efisien akan membantu manajemen dalam melaksanakan dan mengelola biaya pengendalian, dan pada gilirannya, meningkatkan margin keuntungan.

Ikuti Kami Di X dan Facebook!

Tagar Artikel

Baca Lagi

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

Terbaru

Advertisementspot_img

Pilihan Editor

Advertisementspot_img

Sorotan